Kuba sudah tak penting lagi, Vietnam sudah memilih jalannya sendiri, Tembok Berlin sudah runtuh, Soviet sudah tercerai. Rambo, Chuck Norris dan rekan-rekannya tak punya lahan lagi di masa kini. Masa ketika Amerika Serikat (dan Israel bangsat!) itu sudah menciptakan 'musuh' baru dalam wujud Saddam, Osama dan Ahmadinejad.
Tapi mungkin seperti kata John F. Kennedy, “A man may die, nations may rise and fall, but an idea lives on. Ideas have endurance without death.” Maka ide tentang krisis nuklir kini berani kembali diangkat Bird dalam sekuel agen rahasia amerika milik Tom Cruise. Beruntungnya, kue krisis nuklir ini berhasil dibalut dengan bumbu drama yang jauh lebih baik ketimbang tiga sekuel pendahulunya.
Mission Impossible adalah sebuah produk atau katakanlah obsesi Tom Cruise untuk 'menjawab' James Bond milik Ian Flemming. Dan sampai sekuel ketiganya lalu, memang masih sulit untuk mengatakan bahwa MI lebih baik ketimbang James Bond. Lalu kehadiran trilogi Jason Bourne yang terasa begitu kelam dan tajam semakin menghimpit lakon Ethan Hunt, sang agen rahasia dengan gadget dan kemampuan yang 'almost impossible' itu.
Dan untuk sebuah film yang empat sekuelnya kini terentang dalam usia 16 tahun semenjak edisi perdananya, muncul tanda tanya baru yang dimunculkan di scene-scene awal Ghost Protocol.
Adalah sebuah kewajaran ketika kita memiliki ekspektasi akan sebuah kontinuitas cerita dalam film yang membawa embel-embel sekuel. Dan ketika J.J Abrams menyisakan rasa penasaran tentang 'Rabbit Foot' di akhir Mission Impossible III, maka menjadi logis jika penonton akan mengernyitkan wajah kala mengikuti alur awal di Ghost Protocol.
Ya,pasca MI-III pertanyaan terbesar yang awalnya ingin saya temukan jawabannya adalah bagaimana akhirnya Ethan menjalani fase kehidupan rumah tangga setelah rahasianya sebagai agen IMF dibuka terus terang pada sang istri. Apakah mereka bisa hidup normal layaknya keluarga superhero dalam Incredibles, atau mereka harus menghilangkan diri agar tidak berakhir seperti kisah cinta Jason Bourne dan istrinya.
Namun rupanya sekuel keempat Mission Impossible ini samasekali tak memberikan tanda-tanda akan keberlanjutan cerita sebelumnya. Termasuk tanda tanya besar tentang hilangnya penceritaan tentang istri Ethan Hunt.
Maka jelas sebagai kompensasinya, Ethan butuh lebih dari sekadar BMW i8, aksi lompat di gedung tinggi dengan sarung tangan ala spiderman, dan cerita (sedikit usang) tentang potensi konflik nuklir antara Blok Barat-(Eks) Timur. Beruntungnya, Cruise kali ini memilih sosok yang tidak keliru.
Mobil Ethan Hunt di Ghost Protocol (ganbar diambil dari www.bmw-i.com) |
Ghost Protocol boleh jadi film aksi pertama karya Brad Bird yang lebih terkenal sebagai sosok dibalik film animasi istimewa macam Ratatouille dan Incredibles , toh nyatanya pria itu sanggup memadukan sebuah aksi nyata manusia yang terus menerus memacu adrenalin dengan jalinan cerita yang membuat penontonnya sering bertanya-tanya. Dan sebagai bonus, sisipan lelucon terasa pas diantara para tokohnya dengan sejumlah dialog yang mampu sedikit mencairkan wajah kaku Cruise.
Catat salah satu dialog sindiran berbau politis yang disisipkan Bird dalam adegan pembicaraan Ethan dengan seorang pedagang senjata gelap. Sang pedagang yang kala itu diminta membantu gerak agen rahasia paling hebat milik amerika itu lantas bertutur sedikit menolak pada Ethan, "For your country, a potential terrorist, is a terrorist". Sedikit saja, namun jelas mengindikasikan kenyataan yang disadari dunia tentang kelakukan Amerika Serikat dan sekali lagi, Israel bangsat itu...
diambil dari filmcritic.com |
Jadi, jika dulu saya dan teman saya masih sering beradu argumen tentang kualitas tiga sekuel MI terdahulu, maka seharusnya kehadiran Ghost Protocol bisa membuat kami tak terlalu sulit menentukan mana sekuel terbaik diantara keempatnya, sejauh ini. Dan personally, saya suka sekali gadget contact lens yang punya kemampuan photo, transfer data dan rekognisi wajah itu... :D
No comments:
Post a Comment