Tuesday, June 23, 2009

[ being a (super) man ]

....matanya berbinar menatap sosok anggun yang terbalut gaun merah darah itu sementara hatinya mendadak menjadi lebih tua. Diliriknya sejenak dua cincin putih yang mengintip diantara celah-celah genggaman sepuluh jari yang sudah lama dirindukannya, sebelum pandangannya kembali pada wajah perempuan itu. Mendadak dua menit itu memutar cepat bayangan ciuman pertama mereka, pertengkaran di pinggir jalan, perjalanan yang mereka lakukan, rasa makanan yang mereka perdebatkan, dan potongan acara TV yang mereka tonton bersama selama 7 tahun terakhir. Napas keduanya sesak, namun mereka masih bisa memenuhi janji untuk tak lagi membiarkan terlalu banyak bulir yang keluar dari mata mereka.

"Kau datang", sosok anggun perempuan itu akhirnya berusaha memecah kebuntuan dengan dua kata yang ia sendiripun tak yakin akan mampu melarikannya cukup jauh dari tempat itu, dari tatapan mata lelaki itu yang merengkuhnya erat. Sang pemuda itu menunggu lagi satu menit yang memutar adegan terakhir untuknya sebelum akhirnya tersenyum dan berkata, "..maaf aku terlambat, hari ini casio ku memutar jarumnya lebih cepat, tapi tak cukup cepat untuk menghalangi doaku untukmu.., berbahagialah". Lalu ia membalikkan badannya, melangkah turun, meninggalkan wanita anggun itu yang tergetar menjaga bendungan matanya agar tak pecah, menuju wajah lain yang mematung di sudut ruangan, setia menanti lima menit terpanjang dalam hidup pemuda itu, karena wajah lain itu tau, hanya lima menit itu yang dimiliki kekasihnya...

Saturday, June 20, 2009

L U N A

"...Aku tak perlu lagi berada disini. aku akan melangkah maju setapak demi setapak. Apa boleh buat, aliran waktu tidak bisa dihentikan. Aku akan pergi. Satu karavan sudah berhenti, satu karavan lain akan berangkat. Aku akan berjumpa dengan orang2 baru; aku tak akan berjumpa lagi dengan sebagian yang lain. Ada orang yang kelak akan meninggalkanku, ada orang yang hanya akan berpapasan denganku. Bahkan bila kita telah bertukar sapa pun, perlahan-lahan kenangan akan hilang. Aku harus tetap berjalan, seperti aliran sungai di depan mataku. Aku berdoa sepenuh hati agar bayang kecilku selalu berada disampingmu. Terimakasih karena telah mengucapkan selamat tinggal. Terimakasih telah berkali-kali kau ucapkan selamat tinggal padaku..."

Friday, April 24, 2009

The Orange Frog

Beberapa hari ini saya menghadapi masalah dengan seekor makhluk kecil berwarna oranye yang sepertinya dikaruniai ilmu ringan tubuh luar biasa jadi bisa pencilatan (red: loncat2 ga karuan) kesana kemari... Sebenarnya secara teknis aya ndak punya masalah berarti ataupun phobia berlebihan dengan makhluk ini, tapi rupanya kali ini saya nganggep perkara ini jadi lumayan serius...
Kronologisnya begini...

#DAY 1..........#

Pertama kali saya ketemu makhluk kecil itu adalah 3 malam yang lalu, tepatnya jam 7 malem..
Saya yang waktu itu sedang dalam kondisi mood yang luar biasa baik, tiba-tiba pengen ke belakang, eh ke depan sih maksudnya.. (lha kamar mandi saya ada di depan rumah ee...).

Jadi ya dengan buru-buru saya masuk kamar mandi dengan semangat untuk mewujudkan hasrat terpendam saya (lebay bgt de). Eeeeehh... belum juga semenit di dalem "ruangan sakral" itu,
tiba-tiba, tooinng.... tooing.... tooooooing.... saya dikejutkan dengan sekelebatan bayangan makhluk oranye yang lompat begitu saja didepan saya yang sudah tak berpakaian lengkap lagi...

satu-satunya alasan kenapa makhluk hina itu tidak mendarat di "bagian tubuh saya yang menguasai hajat hidup orang banyak" adalah refleks saya rupanya masih terjaga sebagai seorang ksatria pilih tanding (kalo tanding milih-milih yang nggak sakti maksudnya..hehe)..

sembari bergerak mundur dan lompat keluar ruangan..hup..hup.. saya pun spontan merapalkan mantra pergathelan yang saya dapatkan selama menuntut ilmu di negeri ken arok ini, Jaaannc***k, Gath*****lll.....
yang disambut dengan keheranan seluruh penghuni rumah yang tahu bahwa saya adalah kesatria yang jarang sekali menggunakan mantra tersebut sehingga dijamin ada kejadian serius yang membuat saya sampe merapalkannya.....

Penghuni Rumah: whazz up broo?? yow..yow... everibodieh is in de house yow...

Saya: Mai meenn...... siapa yang menaruh makhluk oranye itu di ruangan sakral kita, ngacuung...!!!

Penghuni Rumah: (saling bertatapan tak berguna selama beberapa saat)

Salah Satu Penghuni Rumah Paling "Filosofis": kodok a mas,... yaa.... gitu aja cemen... kan gampang tinggal panggil Pangeran Kodox nih....

Saya: Hmm... cemen... cemen... kayak nggak tau mitos kencing biadab itu makhluk aja, bisa-bisa kita semua jadi Kasim... mau lo cewek- cewek diluaran sana pada meratap kehilangan kita-kita ini...

Pangeran Kodox: izinkan saya bicara baik-baik dengan makhluk kecil itu...

Saya: baiklah, sendiko dawuh... ndang budal.. sebelum saya musnahkan hambamu yang hina itu...

Dan malam itu pangeran kodox dengan gagah berani memberanikan diri bicara bahasa kodok
&&)(!@#!*@#&!@#P@#)#($#*$#*$#&$ (red: ndang minggato kowe, coy...!!)
Luarr biasa, dalam sekejap si kodok oranye pun menghilang... memang pantes penghuni rumah ini dijuluki "Pangeran Kodox"...

Pangeran Kodox: silahkan mas dipake kembali... ruangan sudah saya sterilkan...

Saya: hmm... rasanya untuk malem ini saya jaga jarak dulu, biarkan masing-masing berpikir jernih...

PROBLEM LOOKS LIKE SOLVED, dan malem itu saya pun memilih untuk memanfaatkan ruangan sakral cadangan di belakang rumah...

#NITE 2#

Pengalaman buruk masih menghantui saya jadi hari kedua ini saya memilih melanjutkan gencatan senjata untuk mendinginkan suasana jadi sesiangan itu saya pergi dari rumah singosari itu dan kembali ke kosan dinoyo, ngerjain aktivitas rutin: bersih2 kamar, kerja, nyanyi, pacaran... (nah yang terakhir boong pastinya...)

Pada malam harinya saya berpikiran bahwa gencatan senjata cukup jadi saya memutuskan kembali ke
rumah singosari.. Eeehh... ga disangka pas saya kembali berniat memanfaatkan kamar mandi dalam itu, tiba-tiba saya melihat sosok kecil yang tidak asing lagi...
Si Kodok oranye nongol lagi... nemplek di dinding bak mandi dengan gaya nemplek yang mengingatkan saya pada "pose andalan mbok emban"...
Saat itu tidak ada pangeran kodox jadi terpaksa saya berusaha ngomong langsung dengan baik-baik ma kodok itu:

Saya : &&)(!@#!*@#&!@#P@#)#($#*$#*$#&$ (red: ndang minggato kowe, coy...!!)

Kodok Oranye: zzzzzzzzzzzzzzzzz.................... groook..... grooookk.....

Saya: get lost..

Kodok Oranye: zzzzzzzzzzzzzzzzz.................... groook..... grooookk.....

Saya nyerah akhirnya.. saya emang nggak bisa pake bahasa kodok ternyata....
Dan kembali saya dipaksa untuk makin ikhlas memanfaatkan ruangan sakral cadangan di belakang rumah...

#NITE 3#

Saya sudah tidak bersemangat lagi memanfaatkan kamar mandi dalam, tapi terus terang saya dan penghuni rumah yang lain heran kenapa selama tiga malam ini hanya saya yang diusik oleh makhluk oranye itu sementara penghuni yang lain merasa ENJOY AJA!!.. hmm... maka setelah saya merasa cukup membulatkan tekad (red: kebelet), tepat pada pukul 16.45 tadi saya pun kembali menjejakkan kaki kedalam kamar mandi dalem itu...

Dengan hati2 saya melihat, meraba dan menerawang seluruh sisi ruangan sakral yang biasa memberikan banyak inspirasi dalam pembuatan status-status keren saya di fesbuk.. hehe.... Setelah cukup yakin akhirnya saya memutuskan untuk menghilangkan kekhawatiran bahwa saya memang diincar secara personal oleh kodok oranye geblek itu, dan langsung saja saya lepaskan kerinduan pada "tempat duduk (red: pertapaan pribadi saya)" sambil membuka-buka beberapa halaman "Confessions of An Economic Hit Man, buku pertamanya "John Perkins..."

Semenit, dua menit berlalu dan tidak ada keanehan yang terjadi, saya pun makin senang dan larut dalam pencarian inspirasi saya.... tapi entah kenapa tiba-tiba perhatian saya tertuju pada bayangan kecil yang ada di belakang kepala saya...
"Hiyyyyaaaaaaaaaaaa.......................... toooiiinnng......... toooiiinggg................"

Ternyata sedari tadi makhluk oranye itu mengamati saya dari belakang..!!!!!

Kali ini sungguh saya mendapat serangan tak terduga sehingga refleks saya kurang sempurna, loncatan maut si kodok oranye berhasil nyerempet di kepala saya dan saya pun hampir terjatuh ngangkang di kamar mandi.. Untung pose gak mbois itu bisa saya hindari.. dan secepat kilat saya menghambur keluar kamar mandi, sampe lupa ngambil kaos yang saya gantung di ruangan itu (hehe...tapi jangan terlalu ngarep, saya sudah make kolor koq sebelum keluar ruangan....)

Hufff....huff.... saya berusaha mengatur napas diluar, sungguh sebuah kejadian yang diluar dugaan lagi...
otak saya langsung kehilangan akal sehat waktu itu dan dengan perasaan panas saya langsung menyatakan ultimatum:

"PERANG TERBUKA" terhadap kodok oranye!!!! ...

"KUBERI KAU WAKTU 1X24 JAM UNTUK LAPOR PAK RT, ATO KUBIKIN SWIKE DIRIMU..."

Tuesday, March 17, 2009

" deja vu "

'maka, kamu kah serbuk yang akan kutuangi hingga melarut dalam putaran rasa yang berkejaran antara diam dan denting akustik cawan kecil kita...'