Saturday, July 25, 2009

Kick Andy vs TMO

Kalo nonton acara Golden Ways nya, Mario Teguh lebih sering saya anggap sebagai asupan logika, maka materi acara Kick Andy lebih sering saya cerna sebagai makanan untuk hati. Ini adalah acara televisi terbaik di Indonesia, paling inspiratif yang tragisnya ratingnya jauh dibawah sinetron" produksi industri kreatif indonesia seperti Cinta Fitri or worst Inayah . Sudah minim, sekarang acara ini juga "dapat teman baru" acara ge-je lainnya yang jam tayangnya bareng, Take Me Out (TMO) Indonesia..

Tapi, Alhamdulillaah tadi malam saya berada dalam kumpulan orang-orang yang se-ide tentang pilihan channel televisi danjelas kami menempatkan TMO cuma buat selingan pas iklan. Dan yang lebih saya syukuri lagi, episode Kick Andy tadi malam adalah salah satu yang menurut saya spesial, Cerita tentang kepahlawanan disekitar kita, yang dilakukan oleh orang-orang biasa. Bukan superhero yang bisa bergerak cepat, terbang, melintasi dimensi waktu, atau dianugerahi fisik sekokoh karang. Bukan pula mereka menjabat, berkemampuan finansial lebih atau memiliki berderet gelar keilmuan yang kadang menciptakan jarak antara konsep dengan realitas.

Dan sungguh "menyakitkan" mendapati fakta bahwa saya bukan apa-apa dibanding mereka, mata saya berkaca, MALU AGAINNN....!!!
Bagaimana mungkin saya yang cuma planner serabutan, lulusan sarjana dari salah satu universitas terkenal, dan memiliki cukup rizki ini, bisa dibandingkan dengan seorang polisi berpangkat Bripda yang begitu saja menerobos kepungan api untuk menyelamatkan korban kebakaran, tanpa memikirkan bahwa ia akhirnya sempat koma 11 hari setelah hari itu dan bahkan luka-lukanya pun kini belum sepenuhnya mengering. Begitu polosnya semalam dia mengutarakan alasan dibalik "perbuatannya" hanyalah karena ia yakin Tuhan ada dan adil. Naluri memang berperan, tapi toh hati yang menggerakkan pilihan dalam setiap kejadian.

Prof.Komaruddin Hidayat yang dalam komentarnya tadi malam terlihat berkaca, mengatakan bahwa ini adalah figur polisi sejati, seorang yang menurutnya hanya berpangkat Bripda namun berhati Jenderal. Menyaksikan orang-orang seperti sungguh membuat kita berharap para politisi negeri ini bisa berkaca dari keping-keping pribadi mutiara yang nyata adanya di negeri yang indah ini katanya lagi....

Bagaimana pula saya bisa dibandingkan dengan seorang pelajar indonesia yang tanpa ragu-ragu menyelamatkan remaja Jepang yang akan tenggelam di laut ganas, meskipun akhirnya pemuda itu, Mas Endang, harus menukarnya dengan nyawanya.
Ini bukan sebuah skenario dalam sinetron yang bisa dirubah kapan saja, ini nyata. Lebih dari sekedar "i die for you" yang biasa dipake nggombal orang-orang yang lagi kasmaran, tapi Mas Endang menunjukkan apa itu "i die for others life" beyond any borders, entah itu batas negara atau bahkan agama, murni atas nama kasih sayang.

Keikhlasan akhirnya memang tak bisa dituturkan, tapi bisa diajarkan dengan tindakan nyata. Dan walaupun gurat kesedihan masih nampak di wajah kedua orang tuanya ketika dihadirkan di Kick Andy tadi malam, tapi saya yakin dalam hati keduanya, ada kebanggaan yang luar biasa, bahwa anak kesayangan mereka, meninggalkan mereka dalam salah satu cara yang terbaik, as a true hero.....

Lantas di akhir malam saya kembali bertanya-tanya. Terjaga diantara kata-kata dalam pesan pendek di telepon seluler saya dan tetesan tanya tentang apa dan bagaimana saya nanti akan pulang pada-NYA, dengan jalan yang identik dengan Mas Endang atau lewat jalan yang lain..

Mungkin saja ini hanya masalah kesempatan. Mungkin saya mungkin belum pernah dihadapkan pada situasi segenting itu sehingga saya tidak bisa mengukur apakah intuisi saya akan bekerja sebagaimana yang mereka lakukan. Tapi jika saat itu tiba apakah memang hati saya sudah cukup bersih untuk menggerakkan intuisi saya ke pilihan arah yang sama seperti mereka?? Apakah saya sanggup?? Semoga.......

There's a hero if you look inside your heart
you dont have to be afraid of what you are
there's and answer if you reach into your soul
and the sorrow that you know will melt away

Ant then a hero comes along
with the strength to carry on
and you cast your fears aside
and you know you can survive

So when you feel like hope is gone
look inside you and be strong
and then you'll finally see the truth
That a hero lies in you.........

Hero-Mariah Carey

Wednesday, July 15, 2009

Mutung Management

Kalo cerita soal kemarahan, saya langsung inget sama filemnya adam sandler, yang judulnya hampir sama (beda bahasa) dengan notes ini, 'anger management'. Inti filem itu yang mencoba menunjukkan bagaimana mengeskpresikan kemarahan menurut saya mengena dengan karakter saya...

Entah apakah gara2 darah yang membentuk saya itu berasal dari dua daerah matraman (kediri dan ponorogo) atau memang saya dilahirkan sebagai seorang pribadi yang tidak terlalu cepat berekspresi, yang jelas membuat saya menunjukkan kemarahan itu sulit!!!.

Tapi susah marah bukan berarti ga bisa marah... hehe... Saya ngerti koq menahan marah itu sama buruknya dengan tidak bisa mengendalikan diri. Dan anehnya, dibanding ketika dihadapkan pada hal-hal yang berbau 'Pengkhianatan dan Kebohongan' yang jelas akan membuat siapapun termasuk saya marah, saya justru lebih mudah mengeluarkan marah saya pada hal-hal seperti ketika ada orang nyerobot antrian, nerabas lampu merah, dan atau buang sampah sembarangan, terlebih jika orang-orang itu berpendidikan cukup baik.

Entah kenapa, yang jelas ketika dihadapkan pada persoalan besar dan saya berusaha mencari kata-kata yang merefleksikan kemarahan, otak saya dengan keras kepala justru mengajukan beberapa pilihan kata lain sehingga saya susah mencari kata-kata yang saya 'rindukan' seperti cuk and the essentials....

Akhirnya ekspresi kemarahan saya sering hanya muncul dari diamnya saya dalam beberapa waktu atau dalam beberapa gerakan konyol yang saya lakukan sendiri seperti mengatupkan kedua tangan di depan wajah sambil menarik beberapa napas panjang pendek.

Saya selalu tergiring pada asumsi logika bahwa persoalan besar seperti pengkhianatan misalnya, tidak bisa selesai dan justru jadi runyam ketika kita langsung mencoba 'bertukar kata dan argumen panas' saat itu juga. Thats why i prefer to stay away or keep silence for a moment in this circumstances...
*but temen saya bilang dalam kasus ini sepertinya kadang saya butuh anger management tingkat lanjut.. dunno exactly what he means by that sih...*

Nah saya justru lebih suka dan mudah mengekspresikan marah pada hal-hal yang sepele, misalnya ada seorang mahasiswa, sehat, ngantri makan di warung, lantas tanpa ba..bi..bu nyerobot, dan seenaknya minta dibungkusin 5 s.d 6 bungkus untuk teman2nya yang duduk dan ga ikut ngantri, buat saya jadi perkara karena menurut otak saya itu merefleksikan mental seorang individu dan akan celaka jika banyak yang seperti itu di negeri ini dan tak ada lagi kesempatan untuk menyelesaikan masalah selain saat itu juga. Kadang saya wondering, knapa sih dia ga bilang baik2 "ma, maaf bolehkah kami 6 orang mahasiswa letoy ini nyerobot sampeyan?". Jadi biasanya kalo ada kasus seperti ini sebisa mungkin saya berusaha untuk 'nyolot'... hehe... Sudah berkali-kali saya berjumpa dengan kondisi seperti itu, dan setelah agak lama ga ngalamin lagi (terakhir pas ngantri pecel di jalan dhoho, kediri), eh ternyata tadi malam adalah salah satu kesempatan bagi saya untuk mengekspresikan kemarahan itu... And it feels good somehow ketika saya bisa bilang 'Mas, maaf bisa ngantri ga ya?' dengan intonasi suara ala lelaki sejati... hehe...
Jadi sekarang anda tau satu lagi tentang saya... hehe...

Saturday, July 11, 2009

" 47 "

dalam setiap tanda kita bercinta

menyeberangi spasi dan menghela koma

kadang terkungkung diantara petik

dan tercenung dalam tanya

seperti kita pernah pula terantuk seru

tapi tak ingin terhenti oleh titik

karena kita adalah kata

dan semua tanda hanyalah jeda

Wednesday, July 8, 2009

MADAKARIPURA

Minggu kemaren, setelah dua jam berpanas-panas ria di rute Pasuruan-Probolinggo, saya akhirnya sampe juga di air terjun MADAKARIPURA yang katanya dulu jadi tempat Patih Gajah Mada menjalani tapa brata setelah kekalahan di Perang Bubat. Gajah Mada sendiri dalam legenda tersebut akhirnya diceritakan "moksa" atau menghilang ke nirwana setelah bertapa dibalik air terjun ini.

Dari tempat parkir agar bisa sampai ke lokasi kami harus berjalan kaki sekitar 1 km melewati sungai dan jalan setapak, ditemani oleh seorang pemandu (Pak Siplin) dan soal jalan kaki ini ada sedikit penyesalan.....

Pertama, saya lupa sudah ga makan nasi selama 24 jam jadi batere saya sebenernya udah tipis. Nah, kesalahan kedua adalah saya ga pake alas kaki yang lebih pantas buat jelajah medan, or at least sandal jepit ijo saya yang tentunya lebih affordable dicari penggantinya kalo sewaktu-waktu takdir menentukan Si Jepit Ijo harus berpulang di tempat ini...hehe...

Hari itu saya justru pake Si Coklat, sendal kulit yang seharusnya hanya saya pake buat aktivitas normal, seperti nemenin si Medium Heels kondangan... (Kalo high heels lebih jodoh ma sepatu kulit saya), alhasil saya pun memutuskan untuk melanjutkan jalan dengan nyeker saja... Dan sakit juga ternyata melewati batu-batu yang cukup tajam di sepanjang perjalanan dan lingkar perut yang lebih dari normal juga terbukti tidak membantu di saat-saat seperti ini.

Sementara itu, dua orang temen saya yang berukuran pas-pas an itu lebih mencemaskan dampak penumpukkan nikotin yang sudah bertahun-tahun mereka lakukan itu keluar lewat setiap dengusan napas mereka.... ngossh... ngosshh... hehe... SAATNYA MENGURANGI ROKOK KAWAN-KAWAN...

Tapi semua kelelahan itu kami anggap sebagai ujian dan pemanasan yang lumayan sebelum kami melaksanakan rencana besar KEMPING DI SEMPU bulan depan. Toh masih untung juga, diantara kami yang masih sesama jenis ini masih bisa menjaga harga diri sehingga ga ada yang perlu merengek.. "gendongen kemana-mana... gendongen kemana-mana"...

Akhirnya setelah cukup berpeluh, kami sampai juga di lokasi air terjun dan ... wooowww.... INDAHHH, ENDANG BAMBANG, MAKNYUS MAK LEGENDHERRR TENAN.....
and suddenly it taste much better than facebook.. hehehe.... Oya precisely ada 5 air terjun tapi yang ada di sisi wilayah Probolinggo hanya 3, sementara 2 air terjun lainnya ada dibalik bukit, masuk wilayah Kecamatan Lumbang, Pasuruan.

Yang menarik bukan gemuruh debur airnya, tapi lebih pada keindahan tirai air yang terbentuk di dua air terjun pertama dan keunikan air terjun utama yang mengalir di cekungan cadas berbentuk setengah lingkaran setinggi lebih dari 10 meter. Kolam air yang terbentuk dibawah air terjun utama katanya cukup dalem, sekitar 6-7 meter, sayang ga ada satupun temen saya yang punya rasa ingin tau cukup tinggi untuk membuktikannya.... (lain kali kalo ada yang penasaran, silahkan dicoba.. hehe...)

Setelah puas mengagumi keindahan karya-NYA selama 1 jam plus mengabadikannya dalam beberapa pose yang menggemaskan, maka kami pun beranjak dari lokasi air terjun. Dalam hati, saya yakin bahwa pelajaran utama yang saya dapat saat ini adalah untuk bersyukur,

ketika mata kembali diperlihatkan betapa nyata kuasa-Nya,
ketika setiap percik air yang mendarat di badan menyusup lebih dalam,
merengkuh hati dan pikiran yang sedikit menghangat
dan menggantinya menjadi embun....
i wish you were here friends,
sharing this grace with me....

Tapi ternyata..eh ternyata, pelajaran yang bisa saya ambil disini bukan cuma itu, karena Pelajaran kedua justru muncul di akhir perjalanan, dan ini tentang pentingnya Budaya Positif dalam Pengembangan Wisata....!!!!

Ceritanya, ketika saya bersiap untuk beranjak, ada kejadian antara beberapa wisatawan asing dengan sekelompok pemandu jalan yang baru saja mengantar mereka ke air terjun. Perlu diketahui pangkalnya adalah soal uang jasa pandu. Kalo tarif jasa pemandu yang kami bayar adalah 20 ribu untuk tiga orang, maka para pemandu yang menemani rombongan bule itu yang juga berjumlah 3 orang rupanya meminta bayaran 50 ribu/orang, jadi total 150 ribu. Tarif khusus untuk bule dan rombongan besar memang biasa dibikin beda kata Pak Siplin, pemandu kami itu. Dan jelas, dari raut mukanya, orang bule itu terlihat terkejut (mungkin kecewa) dengan mahalnya tarif jasa pandu itu, tapi sepertinya rombongan wisatawan asing itu memilih tidak terlalu lama berdebat dengan kelompok pemandu itu sehingga memutuskan membayar sebanyak yang mereka minta.

Well, dalam hati saya, terus terang langsung berpikir, betapa sayangnya...keindahan potensi pariwisata air terjun ini masih saja tereduksi oleh perilaku sebagian orang itu yang melihat keuntungan sesaat. Saya berandai-andai, apakah iya ini karakter orang pedesaan disana....?? apa sudah sedemikian dalam kah pengaruh konsumerisme memaksa mereka menunjukkan ciri-ciri kapitalis....?? atau ini hanya sekedar urusan perut yang masyarakat kelas bawah yang tak tercukupi.....??. Bayangkan betapa ruginya jika nantinya kabar kurang mengenakkan ini tersebar ke luar, saya yakin citra positif keramahan orang sekitar tentunya akan berkurang karenanya.

Saya sendiri memandang bahwa pemerintah perlu mengadakan sosialisasi, dialog, dan transfer pemahaman pada para pemandu wisata ini tentang pentingnya citra kawasan yang tak terlepaskan dari keindahan obyeknya itu sendiri....

Love Indonesia..

Monday, July 6, 2009

Tersenyumlah Cinta :D

kecapean kadang bisa bikin kita ngerasa males pas mau mikirin hal serius, seperti saya sekarang ini. Sebenernya ada beberapa hal penting yang harus saya pikir segera tapi setelah seharian ke MADAKARIPURA WATERFALL, PROBOLINGGO (its fantastic, and i'll share my story with u tomorrow deh) ternyata badan saya tidak cukup bertenaga buat mikirin solusi untuk bbrp masalah saya itu.

Akhirnya sambil leyeh-leyeh nonton acaranya om mario teguh otak saya malah ngajak buat mikir hal2 GPP (Ga Penting Pol) dan rupanya malem ini saya terinspirasi oleh sesuatu tentang karakter orang. Hmm, karakter orang banyak yang definisiin, termasuk di kuis2 fesbuk yang sekarang udah ga pernah saya mainin lagi... hehe... tapi kalo saya si ngeliat karakter orang bisa dari 2 hal.

Yang pertama dari KATA-KATANYA. "..bahasa adalah pembeda kelas kita.." (katanya orang bijak yang saya lupa namanya).
Walaupun saya sebenernya kurang terlalu nyaman dengan konsep pembedaan kelas orang gara2 bahasa, tapi faktanya kemampuan mengkomunikasikan pikiran lewat kata2 memang sudah jamak dijadikan penentu or at least kesan pertama kita tentang seseorang yang menjadi lawan bicara kita, apakah kita bisa mengerti, nyambung, emosi, atau malah jatuh cinta dengan lawan bicara kita...

Nah yang kedua, adalah ATTITUDE. Cara kita tertawa, duduk, ato yang lain jelas bisa juga dipake buat sedikit banyak ngeliat karakter orang. Sebenernya sekarang ini saya pengen posting tentang attitude ini, which is KARAKTER ORANG DARI KENTUTNYA. Bukan yang 'berkelas' si variabelnya dan mungkin sebagian jg udah pernah mendalami masalah ini... hahaha..... Tapi menurut saya tetep sedikit bisa dipake juga dan yah moga2 bisa bikin kepala saya dan yang baca ini lebih enteng.

jadi inilah hasil penelusuran saya tentang karakter orang berdasarkan kentutnya:

1) Orang MISTERIUS : Orang yang kalo kentut, nggak ada yang tau
2) Orang TIDAK JUJUR : Orang yang abis kentut terus nyalahin orang lain
3) Orang GOBLOK : Orang yang nahan kentut sampe berjam-jam
4) Orang BERWAWASAN LUAS : Orang yang tau kapan harus kentut
5) Orang SENGSARA : Orang yang pengen kentut tapi nggak bisa
6) Orang GUGUP : Orang yang sempet-sempetnya nahan kentut pas lagi kentut
7) Orang yang PERCAYA DIRI : Orang yang selalu ngira kalo kentutnya wangi
8) Orang SADIS : Orang yang kalo kentut di ranjang trus ngibasin sepreinya ke ranjang orang lain
9) Orang RAKUS : Orang yang ga puas cm kentut jadi ngasi 'bonus
sedikit najiz' di clananya
10) Orang yang STRATEGIS : Orang yang pas kentut ketawa ngakak biar ga kedengeran
11) Orang BODOH : Orang yang kalo abis kentut, narik nafas panjang buat ngganti udara yang keluar
12) Orang PELIT : Orang yang kentutnya dikeluarin dikit..dikit...
13) Orang SOMBONG : Orang yang mencium kentutnya sendiri
14) Orang RAMAH : Orang yang seneng cium kentut orang laen
15) Orang yang INTROVERT : Orang yang kalo kentut sembunyi
16) Orang SAKTI : Orang yang kalo kentut ngeluarin tenaga dalam
17) Orang JUJUR : Orang yang ngaku abis kentut
18) Orang PINTER : Orang yang bisa mengidentifikasi bau kentut orang laen
19) Orang DRAMATIK : Orang yang kalo mau kentut dia akan minta semua orang tenang, trus sambil berbisik dia minta semua orang disekitarnya untuk konsentrasi... nah abis itu baru dia kentut
20) Orang yang ROMANTIS : Orang yang kalo kentut sambil bikin puisi
21) Orang yang LOGIS : Orang yang kalo kentut ga dimasukin hati
22) Orang yang KREATIF : Orang yang kentutnya beda2 tiap hari

*just for refreshing*

maka tersenyumlah sejenak sebelum kita kembali bergulat
karena separuh duniaku ada di deretan gigi putihmu itu yang tertawa lepas

Wednesday, July 1, 2009

" C "

seumur-umur saya punya fesbuk, seingat saya belum pernah posting hal2 yang 'berbau' spiritual. Oh, maaf pernah sekali saya posting, tapi cuma status pendek yang ternyata ada salah satu kata yang 'disalahartikan dan disalahkomenkan' oleh beberapa sahabat saya yang mungkin kangen dengan guk.. guk... guk... nya saya. Terus terang saya sedikit trauma waktu itu. bahkan kepikiran mbalik ke frenster aja rasanya... he8x...

Nah alasan utama kenapa saya ga pernah posting gituan karena sampe detik saya koq ga merasa pantas ngasi2 hal2 seperti itu. Jangan2 penerimaan orang akan buruk karena apa yang saya sampaikan kurang tepat, atau mungkin intinya tepat tapi 'kata2' saya dipandang orang lain tidak tepat alias malah jadi 'KEMENYEK utawa SOK2AN utawa MERASA LEBIH BERILMU DIBANDING YANG LAIN'...

Tapi kadang saya mikir juga siy, bagaimana dengan tanggung jawab saya untuk menyampaikan kebaikan walaupun hanya satu ayat yang mungkin saya tau ketika khotbah jumat, kebetulan denger pengajian, ato kebetulan ganti channel tipi dan ketemu ust.arifin ilham waktu pagi2 bosen liat acara orang Insomnia itu...

Jadi setelah dipikir2 (moga2 kalo salah ada yang betulin), akhirnya saya milih berbagi cerita berbau 'serius' ini dalam bahasa saya saja yang memang seperti ini adanya....

Intinya saya mau cerita bahwa dalam dua jumatan terakhir di Malang terus terang saya 'sedikit' tertohok dengan isi khotbah dari bapak2 ustadz yang budiman. Kali ini saya mau cerita yang pertama..

Jumat 2 minggu lalu saya salat jumat di Masjid deket rumah di daerah perum.dinoyo permai-malang, waktu itu saya sedikit terlambat dateng ketika khatib naik mimbar. Alasan ga logisnya karena air mandi di rumah saya habis...bis...dan cuma cukup buat wudhu sementara badan saya cukup 'wangi' setelah beraktivitas sepagian. Nah alasan logisnya saya ga mengakhiri aktivitas pagi lebih cepat dari seharusnya, alias 'ndunnyo' mulu, dan berakibat waktu prepare jumat saya minim...

Eeh, belum lama saya duduk, saya sudah langsung 'ter-poke' oleh pak ustad yang pertama cerita ttg ".......Betapa ruginya orang yang datang jumatan ketika sudah azan, apalagi khotbah udah dimulai......" Ibarat kata Malaikat udah mau closing absen, kita baru dateng, jadi ribet kita daftarnya walaupun lebih baik juga siy dibandingkan yang 'berhalangan' pergi ke masjid. Saya tolah toleh dan rupanya banyak juga rombongan 'kloter akhir' yang kelihatan sama tertohoknya dengan saya.

Jujur harus saya akui kalo waktu shalat saya, bukan cuma jumatan, masih sering tertunda karena alasan2 yang tidak jelas, jalan2 setelah magrib yang akhirnya bikin shalat isya ga tepat waktu, nonton filem, dan subuh kesiangan karena kerja lemburan ato keseringan telpon di malam hari...

Ketika khotbah berlanjut ke paragraf kedua yang isinya "...sungguh menyedihkan orang-orang yang terburu-buru pergi setelah salat jumat, takut bahwa urusan dunianya akan tertunda kalau berlama-lama di masjid, padahal malaikat dikatakan berdzikir bersama kita setelah salat...", saya tertohok lagi dan alhamdulillaah kali ini ga sempet tolah toleh cari temen senasib lagi. Apakah saya termasuk golongan itu? apakah waktu dzikir saya sudah cukup panjang? ato jangan2 saya terbiasa jadi orang yang nganggep doa lebih cepat dan lebih baik kalo pake 'prangko pos ekspress'...

Ramadhan sudah dekat dan saya rindu auranya. Tapi kalo inget janji2 saya to be a better person di malam terakhir ramadhan taun lalu saya jadi malu....Noktah hitam saya masih banyak selain yang sudah kena tohok pas jumat itu...

saya khawatir seandainya lisan saya tlah jadi mulut harimau ganas, tangan saya jadi cakarnya, dan karenanya sudah banyak hati yang saya sakiti padahal dulu saya berjanji untuk memuliakan setiap hati...

saya khawatir seandainya saya masih berlindung dibalik kata 'ketidaksiapan' yang membuat perintah Nya menjadi sesuatu yang saya pikir sebuah pilihan kebebasan....

saya khawatir waktu saya lebih banyak yang dihabiskan untuk ketidakpentingan, padahal dulu saya berjanji untuk mengisinya dengan perbaikan diri...

saya khawatir saya terlalu mencintai ciptaanNya, terlena karena kenikmatan, terpuruk karena perpisahan, atau menafikan maaf setelah pertengkaran, padahal dulu saya berjanji hanya akan mencintai karena dan dengan cara Dia...

saya bahkan khawatir tulisan ini tak sepenuhnya dari hati saya....

*Mohon maaf apabila ada yang kurang berkenan, Terimakasih bila ada yang menyempurnakan, dan semoga Dia menjaga saya dan yang membaca tulisan singkat ini dari keburukan*