Wednesday, August 12, 2009

Mimpi Tentang Kematian

Walaupun memang mungkin pas momennya dengan beberapa peristiwa kematian figur yang berpengaruh akhir-akhir ini, tapi sebenarnya alasan utama saya menulis note tentang kematian adalah dari mimpi saya dua malam yang lalu...

Tentang mimpi, beberapa orang yang dekat dengan saya sering bilang kalo mimpi saya itu aneh-aneh. Ada benarnya, hehe.. saya pernah mimpi dikejar-kejar polisi karena dianggep teroris sampe akhirnya saya lari ke sebuah pernikahan yang ternyata kawinannya mantan saya (Tragiss..!!, mungkin perlu saya kasi judul "derita teroris di tenda biru"..). Saya juga pernah mimpi nikah sama alyssa subandono (lhe.. ini mimpi apa ngarep??? hehe...). Pokoknya macem-macem, dari yang lucu, berdarah-darah, sampe yang menguras keringat....

Kebetulan dua malem yang lalu saya mimpi bahwa temen deket saya meninggal dunia mendadak setelah pergi dengan saya. Nah, setelah saya bangun, pikiran saya masih nyantol di mimpi itu apalagi sisa-sisa keringat yang keluar pas saya tidur juga masih membekas di beberapa bagian bantal... hehe... (tenang, saya yakin itu keringat, bukan yang lain koq)...

Intinya kenapa saya masih saja mikirin mimpi tentang kematian itu karena dalam mimpi itu rasanya saya bener-bener seperti ditunjukkan seperti apa suasananya jika salah satu orang terdekat kita meninggal mendadak, emosi keluarganya, dan kebingungan saya menghadapi situasi tersebut. Agak serem ya?? tapi ga papa lah sekali-sekali kita bicara tentang kematian. Sigmund Freud, dalam teori “dreamworks”-nya bilang, kematian dalam mimpi sesorang adalah representasi dari kegagalan individu tersebut dalam menggapai satu harapan. Kegagalan tersebut ditekan (tidak dimunculkan) dalam kehidupan sehari-hari dan mengendap-endap dalam mimpi dan membawa pesan melalui kematian tentang kegagalan dalam kehidupan nyatanya. Saya sendiri penasaran, apa iya?? ada yang tau nggak sih arti mimpi ini dalam kacamata yang lain??

Kematian adalah keniscayaan, dan dalam ayat dalam kitab suci agama saya banyak dibahas tentang ini, salah satunya dalam sebuah ayat yang kira-kira artinya, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.” (QS. 29:57). Toh, kematian sendiri sepertinya selalu menjadi satu objek pemikiran yang menggelitik rasa penasaran manusia. Air mata, keluh, penyesalan hingga tawa dan canda selalu hadir mengekor pada satu peristiwa kematian. Kematian bahkan sangat sering dipanggungkan sebagai satu simbol atau bahkan pesan satu kejadian teatrikal. Sudah tak terhitung rasanya filem holywood yang pernah saya tonton dan didalamnya terdapat berbagai pencarian manusia tentang kematian dan bagaimana cara menghindarinya.

After all, Kematian memang sepertinya selalu baru meski sifatnya sebenarnya repetisis (berulang) bagi kita. Banyak orang bilang, kita tidak akan pernah sepenuhnya terbiasa dengan kematian meski telah menjadi saksi atasnya berulang kali dan respon-respon ekspresif pun akan dengan setia ada setiap maut beraksi. Semua mungkin karena perasaan ketidaksiapan kita untuk mati saat kita masih menjadi pribadi yang tidak ideal dalam persepsi agama kita masing-masing. Bahwa kita, bagaimanapun kita berubah dalam kehidupan, toh masih menyimpan fitrahnya untuk percaya bahwa pasca mati akan ada kehidupan lain yang memiliki beberapa skenario dan pilihannya ada ditangan kita saat hidup di dunia sekarang ini.

Semoga kita tidak lagi terbiasa mendangkalkan peristiwa kematian yang dirasakan, karena sesungguhnya disetiap kematian ada pelajaran untuk yang menunggu giliran mati...

No comments:

Post a Comment