Wednesday, July 1, 2009

" C "

seumur-umur saya punya fesbuk, seingat saya belum pernah posting hal2 yang 'berbau' spiritual. Oh, maaf pernah sekali saya posting, tapi cuma status pendek yang ternyata ada salah satu kata yang 'disalahartikan dan disalahkomenkan' oleh beberapa sahabat saya yang mungkin kangen dengan guk.. guk... guk... nya saya. Terus terang saya sedikit trauma waktu itu. bahkan kepikiran mbalik ke frenster aja rasanya... he8x...

Nah alasan utama kenapa saya ga pernah posting gituan karena sampe detik saya koq ga merasa pantas ngasi2 hal2 seperti itu. Jangan2 penerimaan orang akan buruk karena apa yang saya sampaikan kurang tepat, atau mungkin intinya tepat tapi 'kata2' saya dipandang orang lain tidak tepat alias malah jadi 'KEMENYEK utawa SOK2AN utawa MERASA LEBIH BERILMU DIBANDING YANG LAIN'...

Tapi kadang saya mikir juga siy, bagaimana dengan tanggung jawab saya untuk menyampaikan kebaikan walaupun hanya satu ayat yang mungkin saya tau ketika khotbah jumat, kebetulan denger pengajian, ato kebetulan ganti channel tipi dan ketemu ust.arifin ilham waktu pagi2 bosen liat acara orang Insomnia itu...

Jadi setelah dipikir2 (moga2 kalo salah ada yang betulin), akhirnya saya milih berbagi cerita berbau 'serius' ini dalam bahasa saya saja yang memang seperti ini adanya....

Intinya saya mau cerita bahwa dalam dua jumatan terakhir di Malang terus terang saya 'sedikit' tertohok dengan isi khotbah dari bapak2 ustadz yang budiman. Kali ini saya mau cerita yang pertama..

Jumat 2 minggu lalu saya salat jumat di Masjid deket rumah di daerah perum.dinoyo permai-malang, waktu itu saya sedikit terlambat dateng ketika khatib naik mimbar. Alasan ga logisnya karena air mandi di rumah saya habis...bis...dan cuma cukup buat wudhu sementara badan saya cukup 'wangi' setelah beraktivitas sepagian. Nah alasan logisnya saya ga mengakhiri aktivitas pagi lebih cepat dari seharusnya, alias 'ndunnyo' mulu, dan berakibat waktu prepare jumat saya minim...

Eeh, belum lama saya duduk, saya sudah langsung 'ter-poke' oleh pak ustad yang pertama cerita ttg ".......Betapa ruginya orang yang datang jumatan ketika sudah azan, apalagi khotbah udah dimulai......" Ibarat kata Malaikat udah mau closing absen, kita baru dateng, jadi ribet kita daftarnya walaupun lebih baik juga siy dibandingkan yang 'berhalangan' pergi ke masjid. Saya tolah toleh dan rupanya banyak juga rombongan 'kloter akhir' yang kelihatan sama tertohoknya dengan saya.

Jujur harus saya akui kalo waktu shalat saya, bukan cuma jumatan, masih sering tertunda karena alasan2 yang tidak jelas, jalan2 setelah magrib yang akhirnya bikin shalat isya ga tepat waktu, nonton filem, dan subuh kesiangan karena kerja lemburan ato keseringan telpon di malam hari...

Ketika khotbah berlanjut ke paragraf kedua yang isinya "...sungguh menyedihkan orang-orang yang terburu-buru pergi setelah salat jumat, takut bahwa urusan dunianya akan tertunda kalau berlama-lama di masjid, padahal malaikat dikatakan berdzikir bersama kita setelah salat...", saya tertohok lagi dan alhamdulillaah kali ini ga sempet tolah toleh cari temen senasib lagi. Apakah saya termasuk golongan itu? apakah waktu dzikir saya sudah cukup panjang? ato jangan2 saya terbiasa jadi orang yang nganggep doa lebih cepat dan lebih baik kalo pake 'prangko pos ekspress'...

Ramadhan sudah dekat dan saya rindu auranya. Tapi kalo inget janji2 saya to be a better person di malam terakhir ramadhan taun lalu saya jadi malu....Noktah hitam saya masih banyak selain yang sudah kena tohok pas jumat itu...

saya khawatir seandainya lisan saya tlah jadi mulut harimau ganas, tangan saya jadi cakarnya, dan karenanya sudah banyak hati yang saya sakiti padahal dulu saya berjanji untuk memuliakan setiap hati...

saya khawatir seandainya saya masih berlindung dibalik kata 'ketidaksiapan' yang membuat perintah Nya menjadi sesuatu yang saya pikir sebuah pilihan kebebasan....

saya khawatir waktu saya lebih banyak yang dihabiskan untuk ketidakpentingan, padahal dulu saya berjanji untuk mengisinya dengan perbaikan diri...

saya khawatir saya terlalu mencintai ciptaanNya, terlena karena kenikmatan, terpuruk karena perpisahan, atau menafikan maaf setelah pertengkaran, padahal dulu saya berjanji hanya akan mencintai karena dan dengan cara Dia...

saya bahkan khawatir tulisan ini tak sepenuhnya dari hati saya....

*Mohon maaf apabila ada yang kurang berkenan, Terimakasih bila ada yang menyempurnakan, dan semoga Dia menjaga saya dan yang membaca tulisan singkat ini dari keburukan*

No comments:

Post a Comment