Wednesday, March 17, 2010

duapuluhempat

Duapuluh enam tahun lalu, Kau panggil pulang dua makhluk cantik yang bahkan belum sekalipun sempat kuajak berlarian mengejar penjual balon gas keliling kampung, kami bertanya-tanya, kenapa Tuhan?? kenapa??. Tidak cukupkah semua ujian yang kami rasakan hingga Kau tugaskan pula malaikatmu menjemput mereka berdua??

Enam belas maret tahun delapan enam. Hampir genap dua tahun setelah pertanyaan-pertanyaan itu kami lontarkan, Engkau menjawab. Tahun itu rumah kayu kami yang miskin perabot itu Kau tambah isinya dengan keriuhan baru yang tak tergantikan. Rizki, begitulah ayah dan ibuku sepakat mengabadikan syukur kami atas makhluk mungil yang kulihat tertidur pulas dalam keranjang disamping tempat tidur berseprei putih, tak lama setelah ibuku melewati perjuangan hidup mati seharian di rumah sakit. Hari itu, semua yang ada di dalam ruangan bangsal rumah sakit tak henti tersenyum dan bersyukur, tak sabar rasanya menunggu kecantikannya mekar mewarnai dunia kecil kami, she’s just about one hour old that time.. :D


Dua puluh dua tahun kemudian,.............

gadis kecil itu berkata padaku,

“mas, bolehkah aku menikah sebelum kamu”.

Aku tercekat,

apakah kamu benar-benar yakin? Tidakkah kau ingin lebih dulu terbang bebas, memanen mimpi-mimpimu yang kau tanam di bangku kuliah??”.

Sesaat kemudian, anggukan kepalanya kusambut dengan pelukan erat. Lama dia terdiam menyandarkan kepalanya di pundakku, menggulirkan tetes-tetes air matanya diantara pipi dan leherku.

“Aku ingin menyempurnakan imanku mas, biarlah mimpi-mimpi hidupku yang tak sebesar dirimu itu kugapai lewat jalan pernikahanku. Lagipula aku tak secantik dian sastro, jadi kenapa harus membuat pria baik-baik yang menginginkanku itu menunggu terlalu lama??”...

Begitu tuturnya setengah berbisik ditelingaku setelah ia berhasil menguasai diri. Giliran aku yang tergetar mendengar jawabannya yang sebenarnya komikal itu. Dan jadilah, tahun itu, usia muda dan segala asumsi orang tentangnya tak mampu menghalangi semangat adik kecilku untuk kembali bertumbuh, merentangkan layar hatinya mengarungi arus kehidupan yang baru. Alur menuju muara pendewasaan diri yang belum sempat kujamah hingga kini.


Hari ini,..........

Kau ijinkan dia genapkan satu lagi putaran kosmis-MU. Entah berapa putaran lagi yang Kau sisakan untuknya, untuk kami semua. Hari ini, enam belas maret dua ribu sepuluh, dua puluh empat tahun sudah Kau tuangi hati ini dengan ingatan indah kala kami bermain bersama, berkali-kali berebut kue dan mie rebus hingga ke halaman rumah, saling mengajarkan norma dan mencontohkan perilaku diantara kami. Maka wahai Tuhanku yang Maha Baik, aku mohon jadikan dia wanita yang tangguh dan mandiri. Kuatkan hatinya yang masih terus belajar menjadi pendamping yang setia dan menentramkan bagi suaminya. Indahkan surga yang mulai terbentuk di kakinya, sebagaimana Kau jadikan kaki ibuku surga yang penuh kasih sayang untuk kami anak-anaknya. Dan berilah kami kekuatan untuk “saling menyayangi selamanya.”


Itu saja Tuhan titipan doaku hari ini,untuknya,

adik paling cantik sedunia….


Bertambah satu usiamu, oh semoga penuh warna
Semakin indah hatimu, Berikan cinta tuk semua

Kau telah tercipta, Sebagai insan istimewa
Tumbuh dalam jiwa , Terus bahagia dan raih cita

Syukur tuk yang kuasa, Atas beragam anugrah
Kusertakan doa, Panjang umur kasih berlimpah

Ikuti hidup yang mengalir,

Dan reguklah hingga akhir
Kar'na dunia terus berubah,

Jangan kau terlena dan goyah
Kau bertambah

(KLa-Tambah Usia)


No comments:

Post a Comment