Tuesday, March 1, 2011

#1 | Pintu

Matahari kota ini memang tak pernah bersahabat dengan kulit-kulit yang terbiasa didekap embun di sudut-sudut kota peninggalan Karsten. Peluh yang mulai menetes dibalik kain batik yang kukenakan seperti menjadi refleksi apa yang akan terjadi beberapa waktu ke depan. Lalu sebuah suara tinggi, kental dan keras dari sesosok tegap berkumis tebal menyeruak di hadapan wajah kami yang lamat-lamat menghangat, “Selamat datang di Surabaya….”.

Suasana ini, ritme asing disekitaran, dan pikiranku melayang membayangkan pria tegap itu menjadi Herman Boone, sementara aku adalah si hitam Justin. Bedanya Justin dengan canggung harus masuk kedalam bus bersama orang-orang berbeda ras dalam Remember The Titans, sementara aku, kendaraanku lebih kecil, hanya sebuah kotak 4 x 6 meter yang tiga minggu kedepan akan kunikmati bersama 7 orang asing, kawan-kawan baruku.

Prajabatan kata banyak orang adalah cerita yang akan banyak dikenang…

For me, this was just about to began…

No comments:

Post a Comment