Thursday, March 3, 2011

#3 | Ideally Dynamic

Ketika pertama kali saya memutuskan menyerahkan hidup untuk bekerja dalam sistem kepegawaian negara, tidak sedikit memang yang bertanya... Pertanyaan-pertanyaan semacam "Ga rugi ta?", "Bukannya lebih enak kerja bebas di konsultan?", "Yakin mau masuk sistem yang terlanjur di-cap buruk?"...

Pertanyaan semacam yang pertama sebenarnya debatable, sedangkan pertanyaan yang kedua sebenarnya tergantung seberapa pandai kita membebaskan diri dalam menghadapi rutinitas. Dan beruntungnya, pegawai negeri seperti saya punya dua hari penuh untuk berkeliling, mencari obyek foto yang menarik, dan melupakan rutinitas lima hari kerja.


Tentang model pertanyaan ketiga-lah yang sejujurnya memang saya sadari tidak mudah untuk dijawab. Pegawai Negeri di Daerah memang masih banyak yang terkungkung dalam sebuah sistem organisasi yang terlalu gemuk. Dan seperti layaknya orang yang mengalami obesitas, organisasi yang terlalu gemuk pun sulit untuk bergerak secara dinamis.


Tapi tidak, saya tidak ingin mengorek lembar-lembar masalah tersebut. Saya hanya ingin berbagi optimisme, bahwa jika anda yang bukan pegawai negeri/calon pegawai negeri mengerti apa saja yang ditawarkan oleh kurikulum pendidikan pra jabatan pegawai negeri, maka rasanya anda akan memahami bahwa sistem prajabatan sesungguhnya sangat dinamis. Ketika para calon pegawai negeri, orang-orang yang diharapkan menjadi pemimpin perubahan citra, disambut dengan serangkaian pemahaman psikologis tentang karakter mereka, kemudian dikumpulkan dalam kelompok-kelompok yang didorong untuk menyatu menjadi sebuah tim, sebelum mulai menjalankan amanah berat mereka sebagai pelayan masyarakat. Maka benarlah idiom "berilmu-lah sebelum beribadah"..


Secara keseluruhan, saya sebenarnya terkejut dengan betapa diluar dugaannya format prajab. Ini adalah sebuah format kehidupan kerja yang ideal, dengan sebuah rangkaian aktivitas persiapan yang dimulai sejak dini hari dan dilanjutkan dengan pelaksanaan tugas dengan sistem pertanggungjawaban yang riil hingga petang menjelang malam.


Berat memang rasanya hari-hari pertama ini...


Tapi saya pelan-pelan mengerti alasan mengapa sarapan diatur begitu pagi dan mengapa jadwal kegiatan yang menguras pikiran diletakkan di jam-jam yang berat bagi fisik yang tak terlatih.


Ah, seandainya saja prajabatan dilakukan tanpa menunggu para calon pegawai yang hebat ini bekerja satu dua tahun terlebih dahulu...




No comments:

Post a Comment