Saturday, July 11, 2009

" 47 "

dalam setiap tanda kita bercinta

menyeberangi spasi dan menghela koma

kadang terkungkung diantara petik

dan tercenung dalam tanya

seperti kita pernah pula terantuk seru

tapi tak ingin terhenti oleh titik

karena kita adalah kata

dan semua tanda hanyalah jeda

Wednesday, July 8, 2009

MADAKARIPURA

Minggu kemaren, setelah dua jam berpanas-panas ria di rute Pasuruan-Probolinggo, saya akhirnya sampe juga di air terjun MADAKARIPURA yang katanya dulu jadi tempat Patih Gajah Mada menjalani tapa brata setelah kekalahan di Perang Bubat. Gajah Mada sendiri dalam legenda tersebut akhirnya diceritakan "moksa" atau menghilang ke nirwana setelah bertapa dibalik air terjun ini.

Dari tempat parkir agar bisa sampai ke lokasi kami harus berjalan kaki sekitar 1 km melewati sungai dan jalan setapak, ditemani oleh seorang pemandu (Pak Siplin) dan soal jalan kaki ini ada sedikit penyesalan.....

Pertama, saya lupa sudah ga makan nasi selama 24 jam jadi batere saya sebenernya udah tipis. Nah, kesalahan kedua adalah saya ga pake alas kaki yang lebih pantas buat jelajah medan, or at least sandal jepit ijo saya yang tentunya lebih affordable dicari penggantinya kalo sewaktu-waktu takdir menentukan Si Jepit Ijo harus berpulang di tempat ini...hehe...

Hari itu saya justru pake Si Coklat, sendal kulit yang seharusnya hanya saya pake buat aktivitas normal, seperti nemenin si Medium Heels kondangan... (Kalo high heels lebih jodoh ma sepatu kulit saya), alhasil saya pun memutuskan untuk melanjutkan jalan dengan nyeker saja... Dan sakit juga ternyata melewati batu-batu yang cukup tajam di sepanjang perjalanan dan lingkar perut yang lebih dari normal juga terbukti tidak membantu di saat-saat seperti ini.

Sementara itu, dua orang temen saya yang berukuran pas-pas an itu lebih mencemaskan dampak penumpukkan nikotin yang sudah bertahun-tahun mereka lakukan itu keluar lewat setiap dengusan napas mereka.... ngossh... ngosshh... hehe... SAATNYA MENGURANGI ROKOK KAWAN-KAWAN...

Tapi semua kelelahan itu kami anggap sebagai ujian dan pemanasan yang lumayan sebelum kami melaksanakan rencana besar KEMPING DI SEMPU bulan depan. Toh masih untung juga, diantara kami yang masih sesama jenis ini masih bisa menjaga harga diri sehingga ga ada yang perlu merengek.. "gendongen kemana-mana... gendongen kemana-mana"...

Akhirnya setelah cukup berpeluh, kami sampai juga di lokasi air terjun dan ... wooowww.... INDAHHH, ENDANG BAMBANG, MAKNYUS MAK LEGENDHERRR TENAN.....
and suddenly it taste much better than facebook.. hehehe.... Oya precisely ada 5 air terjun tapi yang ada di sisi wilayah Probolinggo hanya 3, sementara 2 air terjun lainnya ada dibalik bukit, masuk wilayah Kecamatan Lumbang, Pasuruan.

Yang menarik bukan gemuruh debur airnya, tapi lebih pada keindahan tirai air yang terbentuk di dua air terjun pertama dan keunikan air terjun utama yang mengalir di cekungan cadas berbentuk setengah lingkaran setinggi lebih dari 10 meter. Kolam air yang terbentuk dibawah air terjun utama katanya cukup dalem, sekitar 6-7 meter, sayang ga ada satupun temen saya yang punya rasa ingin tau cukup tinggi untuk membuktikannya.... (lain kali kalo ada yang penasaran, silahkan dicoba.. hehe...)

Setelah puas mengagumi keindahan karya-NYA selama 1 jam plus mengabadikannya dalam beberapa pose yang menggemaskan, maka kami pun beranjak dari lokasi air terjun. Dalam hati, saya yakin bahwa pelajaran utama yang saya dapat saat ini adalah untuk bersyukur,

ketika mata kembali diperlihatkan betapa nyata kuasa-Nya,
ketika setiap percik air yang mendarat di badan menyusup lebih dalam,
merengkuh hati dan pikiran yang sedikit menghangat
dan menggantinya menjadi embun....
i wish you were here friends,
sharing this grace with me....

Tapi ternyata..eh ternyata, pelajaran yang bisa saya ambil disini bukan cuma itu, karena Pelajaran kedua justru muncul di akhir perjalanan, dan ini tentang pentingnya Budaya Positif dalam Pengembangan Wisata....!!!!

Ceritanya, ketika saya bersiap untuk beranjak, ada kejadian antara beberapa wisatawan asing dengan sekelompok pemandu jalan yang baru saja mengantar mereka ke air terjun. Perlu diketahui pangkalnya adalah soal uang jasa pandu. Kalo tarif jasa pemandu yang kami bayar adalah 20 ribu untuk tiga orang, maka para pemandu yang menemani rombongan bule itu yang juga berjumlah 3 orang rupanya meminta bayaran 50 ribu/orang, jadi total 150 ribu. Tarif khusus untuk bule dan rombongan besar memang biasa dibikin beda kata Pak Siplin, pemandu kami itu. Dan jelas, dari raut mukanya, orang bule itu terlihat terkejut (mungkin kecewa) dengan mahalnya tarif jasa pandu itu, tapi sepertinya rombongan wisatawan asing itu memilih tidak terlalu lama berdebat dengan kelompok pemandu itu sehingga memutuskan membayar sebanyak yang mereka minta.

Well, dalam hati saya, terus terang langsung berpikir, betapa sayangnya...keindahan potensi pariwisata air terjun ini masih saja tereduksi oleh perilaku sebagian orang itu yang melihat keuntungan sesaat. Saya berandai-andai, apakah iya ini karakter orang pedesaan disana....?? apa sudah sedemikian dalam kah pengaruh konsumerisme memaksa mereka menunjukkan ciri-ciri kapitalis....?? atau ini hanya sekedar urusan perut yang masyarakat kelas bawah yang tak tercukupi.....??. Bayangkan betapa ruginya jika nantinya kabar kurang mengenakkan ini tersebar ke luar, saya yakin citra positif keramahan orang sekitar tentunya akan berkurang karenanya.

Saya sendiri memandang bahwa pemerintah perlu mengadakan sosialisasi, dialog, dan transfer pemahaman pada para pemandu wisata ini tentang pentingnya citra kawasan yang tak terlepaskan dari keindahan obyeknya itu sendiri....

Love Indonesia..

Monday, July 6, 2009

Tersenyumlah Cinta :D

kecapean kadang bisa bikin kita ngerasa males pas mau mikirin hal serius, seperti saya sekarang ini. Sebenernya ada beberapa hal penting yang harus saya pikir segera tapi setelah seharian ke MADAKARIPURA WATERFALL, PROBOLINGGO (its fantastic, and i'll share my story with u tomorrow deh) ternyata badan saya tidak cukup bertenaga buat mikirin solusi untuk bbrp masalah saya itu.

Akhirnya sambil leyeh-leyeh nonton acaranya om mario teguh otak saya malah ngajak buat mikir hal2 GPP (Ga Penting Pol) dan rupanya malem ini saya terinspirasi oleh sesuatu tentang karakter orang. Hmm, karakter orang banyak yang definisiin, termasuk di kuis2 fesbuk yang sekarang udah ga pernah saya mainin lagi... hehe... tapi kalo saya si ngeliat karakter orang bisa dari 2 hal.

Yang pertama dari KATA-KATANYA. "..bahasa adalah pembeda kelas kita.." (katanya orang bijak yang saya lupa namanya).
Walaupun saya sebenernya kurang terlalu nyaman dengan konsep pembedaan kelas orang gara2 bahasa, tapi faktanya kemampuan mengkomunikasikan pikiran lewat kata2 memang sudah jamak dijadikan penentu or at least kesan pertama kita tentang seseorang yang menjadi lawan bicara kita, apakah kita bisa mengerti, nyambung, emosi, atau malah jatuh cinta dengan lawan bicara kita...

Nah yang kedua, adalah ATTITUDE. Cara kita tertawa, duduk, ato yang lain jelas bisa juga dipake buat sedikit banyak ngeliat karakter orang. Sebenernya sekarang ini saya pengen posting tentang attitude ini, which is KARAKTER ORANG DARI KENTUTNYA. Bukan yang 'berkelas' si variabelnya dan mungkin sebagian jg udah pernah mendalami masalah ini... hahaha..... Tapi menurut saya tetep sedikit bisa dipake juga dan yah moga2 bisa bikin kepala saya dan yang baca ini lebih enteng.

jadi inilah hasil penelusuran saya tentang karakter orang berdasarkan kentutnya:

1) Orang MISTERIUS : Orang yang kalo kentut, nggak ada yang tau
2) Orang TIDAK JUJUR : Orang yang abis kentut terus nyalahin orang lain
3) Orang GOBLOK : Orang yang nahan kentut sampe berjam-jam
4) Orang BERWAWASAN LUAS : Orang yang tau kapan harus kentut
5) Orang SENGSARA : Orang yang pengen kentut tapi nggak bisa
6) Orang GUGUP : Orang yang sempet-sempetnya nahan kentut pas lagi kentut
7) Orang yang PERCAYA DIRI : Orang yang selalu ngira kalo kentutnya wangi
8) Orang SADIS : Orang yang kalo kentut di ranjang trus ngibasin sepreinya ke ranjang orang lain
9) Orang RAKUS : Orang yang ga puas cm kentut jadi ngasi 'bonus
sedikit najiz' di clananya
10) Orang yang STRATEGIS : Orang yang pas kentut ketawa ngakak biar ga kedengeran
11) Orang BODOH : Orang yang kalo abis kentut, narik nafas panjang buat ngganti udara yang keluar
12) Orang PELIT : Orang yang kentutnya dikeluarin dikit..dikit...
13) Orang SOMBONG : Orang yang mencium kentutnya sendiri
14) Orang RAMAH : Orang yang seneng cium kentut orang laen
15) Orang yang INTROVERT : Orang yang kalo kentut sembunyi
16) Orang SAKTI : Orang yang kalo kentut ngeluarin tenaga dalam
17) Orang JUJUR : Orang yang ngaku abis kentut
18) Orang PINTER : Orang yang bisa mengidentifikasi bau kentut orang laen
19) Orang DRAMATIK : Orang yang kalo mau kentut dia akan minta semua orang tenang, trus sambil berbisik dia minta semua orang disekitarnya untuk konsentrasi... nah abis itu baru dia kentut
20) Orang yang ROMANTIS : Orang yang kalo kentut sambil bikin puisi
21) Orang yang LOGIS : Orang yang kalo kentut ga dimasukin hati
22) Orang yang KREATIF : Orang yang kentutnya beda2 tiap hari

*just for refreshing*

maka tersenyumlah sejenak sebelum kita kembali bergulat
karena separuh duniaku ada di deretan gigi putihmu itu yang tertawa lepas

Wednesday, July 1, 2009

" C "

seumur-umur saya punya fesbuk, seingat saya belum pernah posting hal2 yang 'berbau' spiritual. Oh, maaf pernah sekali saya posting, tapi cuma status pendek yang ternyata ada salah satu kata yang 'disalahartikan dan disalahkomenkan' oleh beberapa sahabat saya yang mungkin kangen dengan guk.. guk... guk... nya saya. Terus terang saya sedikit trauma waktu itu. bahkan kepikiran mbalik ke frenster aja rasanya... he8x...

Nah alasan utama kenapa saya ga pernah posting gituan karena sampe detik saya koq ga merasa pantas ngasi2 hal2 seperti itu. Jangan2 penerimaan orang akan buruk karena apa yang saya sampaikan kurang tepat, atau mungkin intinya tepat tapi 'kata2' saya dipandang orang lain tidak tepat alias malah jadi 'KEMENYEK utawa SOK2AN utawa MERASA LEBIH BERILMU DIBANDING YANG LAIN'...

Tapi kadang saya mikir juga siy, bagaimana dengan tanggung jawab saya untuk menyampaikan kebaikan walaupun hanya satu ayat yang mungkin saya tau ketika khotbah jumat, kebetulan denger pengajian, ato kebetulan ganti channel tipi dan ketemu ust.arifin ilham waktu pagi2 bosen liat acara orang Insomnia itu...

Jadi setelah dipikir2 (moga2 kalo salah ada yang betulin), akhirnya saya milih berbagi cerita berbau 'serius' ini dalam bahasa saya saja yang memang seperti ini adanya....

Intinya saya mau cerita bahwa dalam dua jumatan terakhir di Malang terus terang saya 'sedikit' tertohok dengan isi khotbah dari bapak2 ustadz yang budiman. Kali ini saya mau cerita yang pertama..

Jumat 2 minggu lalu saya salat jumat di Masjid deket rumah di daerah perum.dinoyo permai-malang, waktu itu saya sedikit terlambat dateng ketika khatib naik mimbar. Alasan ga logisnya karena air mandi di rumah saya habis...bis...dan cuma cukup buat wudhu sementara badan saya cukup 'wangi' setelah beraktivitas sepagian. Nah alasan logisnya saya ga mengakhiri aktivitas pagi lebih cepat dari seharusnya, alias 'ndunnyo' mulu, dan berakibat waktu prepare jumat saya minim...

Eeh, belum lama saya duduk, saya sudah langsung 'ter-poke' oleh pak ustad yang pertama cerita ttg ".......Betapa ruginya orang yang datang jumatan ketika sudah azan, apalagi khotbah udah dimulai......" Ibarat kata Malaikat udah mau closing absen, kita baru dateng, jadi ribet kita daftarnya walaupun lebih baik juga siy dibandingkan yang 'berhalangan' pergi ke masjid. Saya tolah toleh dan rupanya banyak juga rombongan 'kloter akhir' yang kelihatan sama tertohoknya dengan saya.

Jujur harus saya akui kalo waktu shalat saya, bukan cuma jumatan, masih sering tertunda karena alasan2 yang tidak jelas, jalan2 setelah magrib yang akhirnya bikin shalat isya ga tepat waktu, nonton filem, dan subuh kesiangan karena kerja lemburan ato keseringan telpon di malam hari...

Ketika khotbah berlanjut ke paragraf kedua yang isinya "...sungguh menyedihkan orang-orang yang terburu-buru pergi setelah salat jumat, takut bahwa urusan dunianya akan tertunda kalau berlama-lama di masjid, padahal malaikat dikatakan berdzikir bersama kita setelah salat...", saya tertohok lagi dan alhamdulillaah kali ini ga sempet tolah toleh cari temen senasib lagi. Apakah saya termasuk golongan itu? apakah waktu dzikir saya sudah cukup panjang? ato jangan2 saya terbiasa jadi orang yang nganggep doa lebih cepat dan lebih baik kalo pake 'prangko pos ekspress'...

Ramadhan sudah dekat dan saya rindu auranya. Tapi kalo inget janji2 saya to be a better person di malam terakhir ramadhan taun lalu saya jadi malu....Noktah hitam saya masih banyak selain yang sudah kena tohok pas jumat itu...

saya khawatir seandainya lisan saya tlah jadi mulut harimau ganas, tangan saya jadi cakarnya, dan karenanya sudah banyak hati yang saya sakiti padahal dulu saya berjanji untuk memuliakan setiap hati...

saya khawatir seandainya saya masih berlindung dibalik kata 'ketidaksiapan' yang membuat perintah Nya menjadi sesuatu yang saya pikir sebuah pilihan kebebasan....

saya khawatir waktu saya lebih banyak yang dihabiskan untuk ketidakpentingan, padahal dulu saya berjanji untuk mengisinya dengan perbaikan diri...

saya khawatir saya terlalu mencintai ciptaanNya, terlena karena kenikmatan, terpuruk karena perpisahan, atau menafikan maaf setelah pertengkaran, padahal dulu saya berjanji hanya akan mencintai karena dan dengan cara Dia...

saya bahkan khawatir tulisan ini tak sepenuhnya dari hati saya....

*Mohon maaf apabila ada yang kurang berkenan, Terimakasih bila ada yang menyempurnakan, dan semoga Dia menjaga saya dan yang membaca tulisan singkat ini dari keburukan*

Tuesday, June 23, 2009

[ being a (super) man ]

....matanya berbinar menatap sosok anggun yang terbalut gaun merah darah itu sementara hatinya mendadak menjadi lebih tua. Diliriknya sejenak dua cincin putih yang mengintip diantara celah-celah genggaman sepuluh jari yang sudah lama dirindukannya, sebelum pandangannya kembali pada wajah perempuan itu. Mendadak dua menit itu memutar cepat bayangan ciuman pertama mereka, pertengkaran di pinggir jalan, perjalanan yang mereka lakukan, rasa makanan yang mereka perdebatkan, dan potongan acara TV yang mereka tonton bersama selama 7 tahun terakhir. Napas keduanya sesak, namun mereka masih bisa memenuhi janji untuk tak lagi membiarkan terlalu banyak bulir yang keluar dari mata mereka.

"Kau datang", sosok anggun perempuan itu akhirnya berusaha memecah kebuntuan dengan dua kata yang ia sendiripun tak yakin akan mampu melarikannya cukup jauh dari tempat itu, dari tatapan mata lelaki itu yang merengkuhnya erat. Sang pemuda itu menunggu lagi satu menit yang memutar adegan terakhir untuknya sebelum akhirnya tersenyum dan berkata, "..maaf aku terlambat, hari ini casio ku memutar jarumnya lebih cepat, tapi tak cukup cepat untuk menghalangi doaku untukmu.., berbahagialah". Lalu ia membalikkan badannya, melangkah turun, meninggalkan wanita anggun itu yang tergetar menjaga bendungan matanya agar tak pecah, menuju wajah lain yang mematung di sudut ruangan, setia menanti lima menit terpanjang dalam hidup pemuda itu, karena wajah lain itu tau, hanya lima menit itu yang dimiliki kekasihnya...

Saturday, June 20, 2009

L U N A

"...Aku tak perlu lagi berada disini. aku akan melangkah maju setapak demi setapak. Apa boleh buat, aliran waktu tidak bisa dihentikan. Aku akan pergi. Satu karavan sudah berhenti, satu karavan lain akan berangkat. Aku akan berjumpa dengan orang2 baru; aku tak akan berjumpa lagi dengan sebagian yang lain. Ada orang yang kelak akan meninggalkanku, ada orang yang hanya akan berpapasan denganku. Bahkan bila kita telah bertukar sapa pun, perlahan-lahan kenangan akan hilang. Aku harus tetap berjalan, seperti aliran sungai di depan mataku. Aku berdoa sepenuh hati agar bayang kecilku selalu berada disampingmu. Terimakasih karena telah mengucapkan selamat tinggal. Terimakasih telah berkali-kali kau ucapkan selamat tinggal padaku..."

Friday, April 24, 2009

The Orange Frog

Beberapa hari ini saya menghadapi masalah dengan seekor makhluk kecil berwarna oranye yang sepertinya dikaruniai ilmu ringan tubuh luar biasa jadi bisa pencilatan (red: loncat2 ga karuan) kesana kemari... Sebenarnya secara teknis aya ndak punya masalah berarti ataupun phobia berlebihan dengan makhluk ini, tapi rupanya kali ini saya nganggep perkara ini jadi lumayan serius...
Kronologisnya begini...

#DAY 1..........#

Pertama kali saya ketemu makhluk kecil itu adalah 3 malam yang lalu, tepatnya jam 7 malem..
Saya yang waktu itu sedang dalam kondisi mood yang luar biasa baik, tiba-tiba pengen ke belakang, eh ke depan sih maksudnya.. (lha kamar mandi saya ada di depan rumah ee...).

Jadi ya dengan buru-buru saya masuk kamar mandi dengan semangat untuk mewujudkan hasrat terpendam saya (lebay bgt de). Eeeeehh... belum juga semenit di dalem "ruangan sakral" itu,
tiba-tiba, tooinng.... tooing.... tooooooing.... saya dikejutkan dengan sekelebatan bayangan makhluk oranye yang lompat begitu saja didepan saya yang sudah tak berpakaian lengkap lagi...

satu-satunya alasan kenapa makhluk hina itu tidak mendarat di "bagian tubuh saya yang menguasai hajat hidup orang banyak" adalah refleks saya rupanya masih terjaga sebagai seorang ksatria pilih tanding (kalo tanding milih-milih yang nggak sakti maksudnya..hehe)..

sembari bergerak mundur dan lompat keluar ruangan..hup..hup.. saya pun spontan merapalkan mantra pergathelan yang saya dapatkan selama menuntut ilmu di negeri ken arok ini, Jaaannc***k, Gath*****lll.....
yang disambut dengan keheranan seluruh penghuni rumah yang tahu bahwa saya adalah kesatria yang jarang sekali menggunakan mantra tersebut sehingga dijamin ada kejadian serius yang membuat saya sampe merapalkannya.....

Penghuni Rumah: whazz up broo?? yow..yow... everibodieh is in de house yow...

Saya: Mai meenn...... siapa yang menaruh makhluk oranye itu di ruangan sakral kita, ngacuung...!!!

Penghuni Rumah: (saling bertatapan tak berguna selama beberapa saat)

Salah Satu Penghuni Rumah Paling "Filosofis": kodok a mas,... yaa.... gitu aja cemen... kan gampang tinggal panggil Pangeran Kodox nih....

Saya: Hmm... cemen... cemen... kayak nggak tau mitos kencing biadab itu makhluk aja, bisa-bisa kita semua jadi Kasim... mau lo cewek- cewek diluaran sana pada meratap kehilangan kita-kita ini...

Pangeran Kodox: izinkan saya bicara baik-baik dengan makhluk kecil itu...

Saya: baiklah, sendiko dawuh... ndang budal.. sebelum saya musnahkan hambamu yang hina itu...

Dan malam itu pangeran kodox dengan gagah berani memberanikan diri bicara bahasa kodok
&&)(!@#!*@#&!@#P@#)#($#*$#*$#&$ (red: ndang minggato kowe, coy...!!)
Luarr biasa, dalam sekejap si kodok oranye pun menghilang... memang pantes penghuni rumah ini dijuluki "Pangeran Kodox"...

Pangeran Kodox: silahkan mas dipake kembali... ruangan sudah saya sterilkan...

Saya: hmm... rasanya untuk malem ini saya jaga jarak dulu, biarkan masing-masing berpikir jernih...

PROBLEM LOOKS LIKE SOLVED, dan malem itu saya pun memilih untuk memanfaatkan ruangan sakral cadangan di belakang rumah...

#NITE 2#

Pengalaman buruk masih menghantui saya jadi hari kedua ini saya memilih melanjutkan gencatan senjata untuk mendinginkan suasana jadi sesiangan itu saya pergi dari rumah singosari itu dan kembali ke kosan dinoyo, ngerjain aktivitas rutin: bersih2 kamar, kerja, nyanyi, pacaran... (nah yang terakhir boong pastinya...)

Pada malam harinya saya berpikiran bahwa gencatan senjata cukup jadi saya memutuskan kembali ke
rumah singosari.. Eeehh... ga disangka pas saya kembali berniat memanfaatkan kamar mandi dalam itu, tiba-tiba saya melihat sosok kecil yang tidak asing lagi...
Si Kodok oranye nongol lagi... nemplek di dinding bak mandi dengan gaya nemplek yang mengingatkan saya pada "pose andalan mbok emban"...
Saat itu tidak ada pangeran kodox jadi terpaksa saya berusaha ngomong langsung dengan baik-baik ma kodok itu:

Saya : &&)(!@#!*@#&!@#P@#)#($#*$#*$#&$ (red: ndang minggato kowe, coy...!!)

Kodok Oranye: zzzzzzzzzzzzzzzzz.................... groook..... grooookk.....

Saya: get lost..

Kodok Oranye: zzzzzzzzzzzzzzzzz.................... groook..... grooookk.....

Saya nyerah akhirnya.. saya emang nggak bisa pake bahasa kodok ternyata....
Dan kembali saya dipaksa untuk makin ikhlas memanfaatkan ruangan sakral cadangan di belakang rumah...

#NITE 3#

Saya sudah tidak bersemangat lagi memanfaatkan kamar mandi dalam, tapi terus terang saya dan penghuni rumah yang lain heran kenapa selama tiga malam ini hanya saya yang diusik oleh makhluk oranye itu sementara penghuni yang lain merasa ENJOY AJA!!.. hmm... maka setelah saya merasa cukup membulatkan tekad (red: kebelet), tepat pada pukul 16.45 tadi saya pun kembali menjejakkan kaki kedalam kamar mandi dalem itu...

Dengan hati2 saya melihat, meraba dan menerawang seluruh sisi ruangan sakral yang biasa memberikan banyak inspirasi dalam pembuatan status-status keren saya di fesbuk.. hehe.... Setelah cukup yakin akhirnya saya memutuskan untuk menghilangkan kekhawatiran bahwa saya memang diincar secara personal oleh kodok oranye geblek itu, dan langsung saja saya lepaskan kerinduan pada "tempat duduk (red: pertapaan pribadi saya)" sambil membuka-buka beberapa halaman "Confessions of An Economic Hit Man, buku pertamanya "John Perkins..."

Semenit, dua menit berlalu dan tidak ada keanehan yang terjadi, saya pun makin senang dan larut dalam pencarian inspirasi saya.... tapi entah kenapa tiba-tiba perhatian saya tertuju pada bayangan kecil yang ada di belakang kepala saya...
"Hiyyyyaaaaaaaaaaaa.......................... toooiiinnng......... toooiiinggg................"

Ternyata sedari tadi makhluk oranye itu mengamati saya dari belakang..!!!!!

Kali ini sungguh saya mendapat serangan tak terduga sehingga refleks saya kurang sempurna, loncatan maut si kodok oranye berhasil nyerempet di kepala saya dan saya pun hampir terjatuh ngangkang di kamar mandi.. Untung pose gak mbois itu bisa saya hindari.. dan secepat kilat saya menghambur keluar kamar mandi, sampe lupa ngambil kaos yang saya gantung di ruangan itu (hehe...tapi jangan terlalu ngarep, saya sudah make kolor koq sebelum keluar ruangan....)

Hufff....huff.... saya berusaha mengatur napas diluar, sungguh sebuah kejadian yang diluar dugaan lagi...
otak saya langsung kehilangan akal sehat waktu itu dan dengan perasaan panas saya langsung menyatakan ultimatum:

"PERANG TERBUKA" terhadap kodok oranye!!!! ...

"KUBERI KAU WAKTU 1X24 JAM UNTUK LAPOR PAK RT, ATO KUBIKIN SWIKE DIRIMU..."