Thursday, April 28, 2011

Masihkah Kita Perlu Mempertanyakan Kebutuhan Akan Perbedaan?

Faktanya Manchester United memang akan terlihat lebih diprioritaskan mendapat keuntungan ketika bermain melawan tim bergaya rugby seperti Stoke. Lalu Barcelona, walaupun alves dan puyol tidak lebih bersih ketimbang bek lain di dunia, tetap akan terlihat lebih diuntungkan ketimbang semua tim lain di dunia. Karena mereka menyerang dengan indah dan banyak orang berpendapat demikianlah satu-satunya cara sepakbola di seluruh dunia dimainkan.

Sepakbola (sepertinya) akan berjalan seperti rantai makanan. Kecuali tentunya, tim lain kemudian memaksakan diri bermain seperti Barcelona. Yang mana hasilnya mereka akan selalu kalah untuk beberapa tahun kedepan, sesuatu yang tidak akan diterima oleh setiap pemilik klub dan fans nya dalam industri sepakbola yang makin jauh dari nilai yang dipahami permainan ini di masa lalu.... Ya, tim lain akan kalah terus. Bisa karena faktor Messi dan Xavi hanya ada satu di dunia, atau karena mereka tidak mendapat keadilan jatah hak siar dibanding Barcelona, yang dengan cepat menuju satu-satunya 'standar moral' taktik sepakbola, eh..?!


fact: barcelona dan real madrid mendominasi jatah hak siar liga spanyol, masing-masing mendapat sekitar 17 persen, sementara Atletico Madrid dan Valencia mendapat 10,5 persen. Sisanya, sekitar 45 persen dibagi rata untuk 16 tim seperti Villareal, Sevilla, dan Levante. Not that fair isnt' it?


Saya samasekali tidak berniat merasa senasib dengan Real Madrid, tim yang dengan arogan sering mengklaim diri sebagai rumah untuk pesepakbola terbaik sebelum tiga tahun terakhir Barcelona menghempaskan keyakinan mereka itu dengan telak. Saya hanya menikmati fakta bahwa sepakbola menjadi menarik juga karena bumbu intrik, perbedaan karakteristik dan taktik. Sesuatu yang bisa dibawa sosok antidot seperti Mourinho. In fact Guardiola, and All Football World need him like Batman need Joker dan atau sebaliknya like Megamind need Metro Man.

Ya, saya adalah penyuka perbedaan. Perbedaan itu kaya. Perbedaan itu indah. Perbedaan itu yang membuat saya bisa menemukan orang yang menemani saya 'berdebat' tentang banyak hal, pagi siang dan malam sekalipun. Dan karenanya, faham bahwa sepakbola hanya bisa dimainkan dengan satu cara hanya akan membuat saya tertawa, persis seperti saat membaca tagline poster film " ? ", "MASIHKAH KITA PERLU BERBEDA?"..

Pertanyaan yang buat Gie mungkin akan dijawab "kita mungkin berbeda dalam semua, kecuali dalam cinta", jelas bisa saya jawab dengan mudah. Tanpa perbedaan, mana mungkin Hanung bisa membuat film kontroversial itu. Dengan adanya perbedaan, bukan berarti kita harus berpaling pada persamaan. Pluralitas tidak harus melibatkan asimilasi. Dan pluralitas tak perlu mempertanyakan relativitas kebenaran, ketika kebenaran pluralis itu sendiri sangat relatif, tersekat dalam persepsi pemikiran sebatas universal.


Jadi masihkah perlu kita mempertanyakan kebutuhan akan perbedaan?


"..Ya, menyaksikan manchester united atau siapapun melawan barcelona, jauh lebih menarik emosi ketimbang melihat dua barcelona dalam satu lapangan..."





No comments:

Post a Comment