Tuesday, June 28, 2011

Menjaga Sejarah Untuk Masa Depan

Tersebutlah seorang perempuan yang memiliki seorang kakak laki-laki dengan catatan kriminal yang panjang. Lalu suatu ketika terjadilah pembunuhan brutal seorang wanita di lingkungan mereka. Mudah ditebak, sang kakak yang pemarah segera saja menjadi tersangka utamanya.

Sang adik, begitu yakin bahwa kakaknya, walaupun kasar bukanlah pembunuh. Ia berkeyakinan bahwa kakaknya hanya menjadi korban kegagalan polisi menemukan pembunuh sbenarnya. Namun ia hanya bisa pasrah ketika hukum memutuskan menghukum kakaknya seumur hidup. Dalam kepasrahannya itu ia bertekad untuk belajar banyak tentang hukum. Ia ingin suatu saat bisa membebaskan kakaknya. Setelah melalui berbagai lika-liku akhirnya dia pun berhasil menggapai cita-citanya menjadi pengacara dan lalu dimulailah perjuangan pembebasan itu.

Conviction memang bukan melulu soal apa yang terjadi di dalam ruang sidang layaknya Runaway Jury. Ia lebih banyak menyoroti bagaimana sebuah keputusan hukum yang diyakini keliru telah mempengaruhi kehidupan kakak beradik Waters. Pertentangan batin masing-masing dari mereka nyata banyak diekspos. Sang kakak yang harus menghadapi situasi putus asa, berharap, lalu dikecewakan kembali dengan sistem hukum yang ada. Sementara sang adik, juga harus menghabiskan begitu banyak waktu, mempertaruhkan kehidupan keluarganya yang sebenarnya berjalan harmonis demi membebaskan sang kakak.

Namun ada hal lain yang membuat saya tertarik. Salah satu kunci utama yang menentukan cerita adalah bahwa sang adik yang dimainkan dengan apik oleh Hillary Swank, harus menemukan arsip perkara kakaknya yang telah diputus belasan tahun lalu. Dan ya, walaupun harus mencari diantara tumpukan di kantor polisi, Arsip itu Masih Ada....!!

Memang benar setiap bidang memiliki tenggang waktu pengarsipan yang berbeda sesuai dengan tingkat kepentingannya. Tapi tetap saja, rasanya kita akan setuju bahwa penghargaan kita terhadap arsip tidaklah sebaik apa yang ditemui Betty di kampung kelahirannya. Saya masih ingat betul, ketika menjadi mahasiswa, bahkan mencari dokumen statistik sebuah daerah beberapa tahun lalu saja bukanlah sebuah hal yang mudah. Tak jauh berbeda, di kantor sekarang pun, mencari laporan tiga empat tahun lalu biasanya akan menghabiskan banyak waktu dan tak sering diakhiri dengan kesimpulan "its gone". Lihat pula betapa seringnya kita menghapus total - ctrl x + shredd + format hardisk - sesuatu yang bernama masa lalu seperti "mantan pacar", "kegagalan karir", atau "produk orde baru" hanya karena kita merasa tersakiti karenanya....

Padahal dengan ketidakmampuan manusia menerawang masa depan lewat dupa dan kembang tujuh rupa, keberadaan data series masa lalu sangat berguna untuk melakukan berbagai proyeksi situasi mendatang. Pertumbuhan penduduk, perkembangan kebutuhan lahan perumahan, proyeksi target capaian kinerja dan sebagainya. Bahkan Jose Mourinho dan Andre Villas Boas menggunakan statistik series setiap pemain untuk memprediksi strategi permainan lawan. Catatan masa lalu yang baik tentang kegagalan hidup pun seharusnya membuat kita mudah belajar dan menentukan ketika kembali dihadapkan pada momen pilihan hidup serupa...

Dalam perspektif lebih luas dan dekat dengan lingkungan kita, setiap bangunan bersejarah adalah juga arsip. Sebagian, seperti Kota Tua Jakarta dan Kota Tua Semarang adalah bukti nyata keberhasilan masyarakat Indonesia untuk peduli. Sekarang begitu banyak masyarakat yang bisa berkunjung dan menikmati sudut-sudut kota tua itu yang dahulu muram dan angker. Sebagian lagi, seperti yang setiap hari saya lihat di Jalan Ijen-Malang membuat sekali lagi saya harus berkata setuju jika ada yang menyatakan bahwa masih banyak yang harus kita benahi untuk mewujudkan harapan anak cucu kita bisa menyaksikan heritage itu dengan bangga.

Masih banyak warisan yang kita ratakan hanya untuk membangun satu dua blok apartemen atau butik. Ini bukan karena kita kekurangan orang yang mampu memberikan analisis nilai manfaat. Kita justru punya segudang teori. Biasanya juga bukan pula karena kita kurang memiliki pemahaman akan pentingnya apresiasi untuk preservasi. Muncul banyak undang – undang untuk melindungi kawasan kota tua itu. Salah satu undang – undang yang paling utama adalah Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992 Tentang Benda Cagar Budaya. Tapi seperti halnya permasalahan berjubelnya kendaraan bermotor di jalan raya, kita juga hanya miskin kemauan untuk menginisiasi.

Tony Goldwin mungkin hanya ingin menceritakan kembali kisah kakak-beradik Waters. Nyatanya Conviction mengingatkan saya untuk lebih menghargai masa lalu. Setidaknya menjadikan diri kita mampu menyimpannya dengan baik. Karena kadang, yang telah menjadi sejarah tetaplah sesuatu yang akan menentukan masa depan sang pemilik sejarah pun orang-orang disekitarnya...

Bagaimana dengan sejarah anda? Sudah tersimpan baik? :D

No comments:

Post a Comment