Wednesday, September 14, 2011

Traffic

Sabtu malam lalu, sebuah acara halal bihalal dan safari pengajian sebuah ormas/jamaah berlangsung begitu meriah.  Berlokasi di jalan arteri Surabaya-Malang yang masuk wilayah Singosari, acara tersebut dihadiri sekitar 5.000 orang dari berbagai daerah di Malang Raya.  Yang menarik, keramaian yang menutup satu sisi jalan poros tersebut rupanya berdampak pada antrian panjang kendaraan, lebih dari 10 kilometer.  Saya dan teman saya adalah salah satu diantaranya.  Malang-Singosari normalnya bisa ditempuh dengan kendaraan bermotor dalam 25 menit, malam itu saya butuh waktu hampir 2 jam.   Teman saya yang lain naik mobil dan ia menempuh jarak yang sama dalam waktu 3,5 jam.

Lalu, kemarin sore, sebuah truk gandeng bermuatan tebu mogok di jalan yang sama.  Sang truk yang terlihat mulai renta tak kuasa mengusung muatannya.   Skala situasinya jelas lebih kecil ketimbang keramaian pengajian sabtu malam.  Toh hasilnya  hampir sama, jalan arteri Surabaya-Malang macet lebih dari 5 kilometer di kedua sisinya.   Kali ini saya butuh satu jam untuk menembus kemacetan itu.

Sempat terbersit dalam benak, bagaimana seandainya diantara antrian itu ada ambulans atau kepentingan mendesak lainnya diantara kemacetan itu.  Saya tidak yakin, apakah harus menyodorkan tanggung jawab pada salah satu pihak.  Apa yang salah dengan sebuah forum mulia semacam pengajian? Mana mungkin sang sopir truk sengaja membuat kendaraannya mogok? Bagaimana bisa menyalahkan keterlambatan hadirnya polantas yang dalam keterbatasan jumlahnya harus mengurusi begitu banyak problematika lalu lintas?
Atau mungkin ini salah para perencana yang tak cukup berusaha? Ah, tidak, mereka toh hanya produk pendidikan tanpa kekuasaan untuk mengeksekusi strategi.


Yep, it's increasingly hard to solve transportation problem, harder than us to decide who came first, egg or chicken.   Multi vehicles ownership becoming culture, now it gettin harder to shift people believe for good public transport.
 
Atau mungkin memang jawabannya seperti makna liontin yang diberikan Napoleon pada Josephine, yang didalamnya ada tulisan, "DESTINY"?

Kok saya masih yakin ya, kita seharusnya mampu melakukan sesuatu yang lebih baik, starting from ourselves, trusting, finding the joy within our existing public transport, while relentlessly find a way to improve it...



* menghambat penggunan sepeda motor bagi anak sekolah dan mobil bagi mahasiswa

* menghentikan kepemilikan kendaraan pribadi yang tidak wajar lewat prosedur perijinan, pajak progresif atau lainnya...

* membuat aturan penggunaan kendaraan pribadi yang lebih ketat seperti three in one, jalur khusus angkutan umum, aturan hari penggunaan berdasarkan plat nomer, car free day....

* menyederhanakan trayek, mengurangi waktu tunggu dan waktu tempuh serta meningkatkan kenyamanan angkutan kota

* membuat aturan lalu lintas kendaraan besar di dalam kota yang lebih tepat 

* membuat program studi kemacetan? :D






No comments:

Post a Comment